Apa Sih Sebenernya Makna Tahun Baru Itu?
By
the way, tahun baru udah mau dateng nih..
Kalian udah nyiapin apa aja? Kembang api? Kendaraan pribadi? Minyak
wangi? Atau nggak nyiapin apa-apa karena nggak punya pasangan sehati? Oke..
Mari kita renungkan dulu makna tahun baru.
Setiap
pergantian tahun, selalu ramai suara ledakan kembang api, pawai kendaraan
bermotor, maupun pesta terompet. Kira-kira kenapa orang-orang melakukan hal itu
ya?
Dari
pengamatan gue, ada 2 tipe orang yang merayakan tahun baru:
A.
Orang yang merasa layak merayakan pergantian tahun karena dia merasa cukup
sukses menjalani tahun sebelumnya.
B.
Orang yang merasa mendapatkan harapan baru di tahun yang baru, setelah banyak
kegagalan yang dia terima di tahun sebelumnya.
Nah,
lo masuk yang mana?
Saran
gue, kalo bisa kita semua termasuk dalam golongan orang "A" di atas.
Di mana setiap kita merayakan tahun baru, artinya kita merayakan sebuah
kesuksesan. Bukan cuma mencari pengharapan tanpa menyesali kegagalan yang sudah
kita ciptakan.
Kalo
gue, lebih suka menyikapi tahun baru sebagai batas dari target hidup tahunan
yang gue ciptakan setiap tahun. Sudah berapa banyak yang gue wujudin, dan
berapa banyak yang masih susah buat didapetin. Dengan kata lain, event tahun
baru adalah waktu yang pas buat mengintrospeksi diri, agar nggak lupa diri. Menurut gue, tahun baru hanya berarti sebagai waktu yang tepat untuk
hura-hura, merayakan sesuatu yang belum gue tahu gunanya apa.
Nah,
untuk orang-orang di golongan "B", buat gue mereka adalah laskar
pemimpi.
Setiap tahun mereka bikin target baru, tapi semangat berjuangnya cuma
bertahan
seminggu. Misal, targetnya tahun depan harus langsing. Minggu pertama
rajin
fitness dan diet, minggu kedua udah males fitness dan masih nyoba diet,
di minggu ketiga mereka udah berenti fitness dan diet, lalu mikir "Aku mau tampil apa adanya ah~". Iya, resolusi tahunannya bertahan kurang dari sebulan. Dan sayangnya, hal itu terulang setiap tahun.
Kadang
tanpa sadar, kita ini jadi manusia yang terlalu sering berharap, tapi jarang
berusaha. Akhirnya yang kita petik cuma kecewa. Lalu menyalahkan nasib karena
tak pernah memberi apa yang kita minta. Padahal, gue percaya bahwa nggak ada
mimpi yang terlalu muluk, yang ada cuma usaha yang kurang keras. Kita kadang
haus motivasi, tapi terlalu malas untuk beraksi. Itulah kenapa, om Mario Teguh
masih laris di negeri ini. Mimpi tanpa aksi, namanya angan-angan. Nggak bakal jadi kenyataan.