Followers

Support Us

DINAMIKA HUBUNGAN INTERNASIONAL

Dalam hubungan internasional, New Era adalah sebuah era yang terjadi setelah diratifikasinya Perjanjian Westphalia (1648). Perjanjian ini berisikan 3 konsep utama, yakni prinsip kedaulatan negara dan hak menentukan nasib sendiri, prinsip kesetaraan antarnegara, dan prinsip non-intervensi satu negara dalam urusan internal negara lain. Perjanjian ini telah menjawab ambiguitas loyalitas rakyat. Rakyat harus loyal pada raja, bukan pada gereja. Akhirnya, muncullah rasa nasionalisme rakyat kepada bangsa dan negaranya. Rakyat tidak lagi loyal kepada negara-kota, kota, wilayah, atau kelompok agamanya.
New Era dalam studi Hubungan Internasional dimulai saat Perang Dunia 1 hingga tragedi 9/11. Sejarah dimulai dari Perang Dunia 1 (1914-1918) yang melibatkan sebagian besar negara Eropa. Kemudian perang ini menjalar ke daerah sekitarnya. Sebelum Perang Dunia 1 meletus, sebagian negara-negara di Eropa sebelumnya telah mengalami perselisihan. Perselisihan tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yakni pertentangan antarnegara di Eropa −Jerman versus Perancis, Inggris, Rusia dan Rusia versus Austria−, munculnya sistem aliansi politik −Triple Alliance (Jerman, Austria-Hungaria, dan Italia) dan Triple Entente (Perancis, Inggris, dan Rusia)−, perlombaan persenjataan, pengaruh Darwinisme Sosial, dan krisis Juli 1914 –krisis rempah-rempah dan tembakau di kota Bremen dan Hamburg, Jerman−. Faktor-faktor di atas merupakan sebab umum meletusnya perang ini. Sedangkan sebab khususnya adalah karena penembakan Pangeran Austria, Franz Ferdinand beserta istrinya oleh seorang nasionalis Serbia, Gavrilo Princip, di Sarajevo. Setelah penembakan ini, Austria mengeluarkan ultimatum kepada Serbia dan disusul dengan pernyataan perang pada 28 Juli 1914. Serangan Austria terhadap Serbia ini, dianggap sebagai awal Perang Dunia I. Pada 1 Agustus 1914, Jerman mengumumkan perang terhadap Rusia dan Perancis. Pernyataan perang ini disusul dengan penyerbuan Belgia dengan tujuan menduduki Paris secepatnya, lalu memusatkan kekuatan untuk menghancurkan Rusia. Namun, pada 4 Agustus 1914, Inggris terjun membantu Belgia dan Perancis.
 Aktor-aktor yang terlibat dalam perang ini antara lain Blok Sentral yang diketuai oleh Jerman melawan Blok Sekutu yang diketuai oleh Perancis. Pada 1917, Amerika Serikat bergabung dengan Blok Sekutu dan mengambil alih kepemimpinan Perancis. Blok Sentral yang diketuai Jerman terdiri dari Austria, Turki, dan Bulgaria. Adapun anggota Blok Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat berjumlah 23 negara, yang terdiri dari Perancis, Inggris, Serbia, Belgia, Rumania, Portugal, Jepang dan negara-negara Eropa Barat lainnya. Setelah berlangsung kurang lebih empat tahun, peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh Blok Sekutu. Akhir perang yang sesungguhnya adalah saat diratifikasinya Perjanjian Damai Versailles (1919), yang secara resmi mengakhiri PD I antara Sekutu dan Jerman. Setelah enam bulan negosiasi melalui Konferensi Perdamaian Paris, perjanjian ini akhirnya diratifikasi pada tanggal 28 Juni 1919 di Compiègne Forest, Versailles, Paris. Perjanjian ini mengakibatkan Jerman kehilangan wilayah jajahannya dan angkatan bersenjatanya menjadi berkurang. Selain itu, Jerman harus memberikan kompensasi terhadap negara-negara Sekutu atas kerusakan perang. PD 1 juga menimbulkan korban jiwa dan kerugian finansial yang tidak sedikit.
Pengalaman pahit pada PD 1 membuat Woodrow Wilson –Presiden Amerika saat itu− mengembangkan gagasan untuk menciptakan perdamaian dunia lewat pendirian Liga Bangsa-Bangsa. Sejatinya, gagasan ini telah gagal sejak AS sendiri menyatakan menolak untuk bergabung dengan LBB. Jerman dan Rusia pun menolak untuk bergabung. Setelah LBB didirikan, nyatanya kehadirannya tidak mampu dipertahankan. LBB mendapat pukulan keras dengan bermunculannya paham fasisme di Italia yang dipelopori Mussolini, Nazi di Jerman oleh Hitler, dan fasisme militer di Jepang oleh Tenno Meiji. Ketiga paham di atas melatarbelakangi meletusnya PD II. Hal ini diperparah ketika Hitler menghancurkan Perjanjian Versailles dan mulai membangun kembali kebesaran Jerman dengan mengembangkan industri senjata.
PD II dimulai saat Jerman menyerang Polandia. Dalam menghadapi Jerman, Polandia dibantu Inggris dan Perancis. Di lain pihak, Jepang membom pangkalan Angkatan Laut AS, Pearl Harbour. Hal ini memancing kemarahan AS dan membuatnya terlibat peperangan menghadapi aliansi Jerman, Italia, dan Jepang (Blok Poros). Perang Blok Poros melawan Blok Sekutu merebak di hampir sebagian besar penjuru dunia (Asia, Eropa, dan Afrika). Perang ini semakin berkecamuk, terbukti dengan dikuasainya Berlin oleh Uni Soviet dan pemboman 2 kota di Jepang –Nagasaki dan Hiroshima− oleh AS yang menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Perang ini akhirnya dimenangkan oleh pihak Sekutu.
Perang ini juga menewaskan lebih dari 50 juta orang. Untuk mengakhiri perang, dibentuklah Konferensi Postdam (1945) dan Perjanjian San Fransisco  (1951). Konferensi dan perjanjian ini memberikan implikasi yang merugikan bagi Jerman dan Jepang, diantaranya adalah pembagian Jerman menjadi 2 –Jerman Barat dan Jerman Timur− (Konferensi Postdam) dan pendudukan Jepang oleh tentara AS (Perjanjian San Fransisco).
Sebelum PD II, predikat negara adikuasa disandang oleh Inggris. Namun, setelah PD II berakhir, Inggris mulai luntur pengaruhnya dan digantikan oleh 2 negara adikuasa baru, yakni AS dan Uni Soviet. Kedua negara ini memiliki ideologi yang berlainan, AS dengan liberalismenya dan Uni Soviet dengan paham komunisnya. Kedua negara ini selalu bersitegang dan berkompetisi dalam bidang politik dan militer. Dunia pun terbagi menjadi 2 kutub, yakni kutub Barat dan kutub Timur. Masing-masing dari negara ini berusaha menggalang dukungan dari negara lain. AS membentuk Blok Barat –beranggotakan negara Eropa Barat− dan Uni Soviet membentuk Blok Timur –beranggotakan negara Eropa Timur dan negara komunis lainnya−. Ketegangan kedua blok inilah yang menyulut Perang Dingin (1947-1991).
Perang ini tidak melibatkan senjata, namun hanya sekedar perang ideologi. Meskipun kedua negara adikuasa ini tidak pernah terlibat kontak senjata, namun tetap saja keduanya menjadi penyebab meletusnya perang lokal, diantaranya Perang Korea, invasi Soviet terhadap Hungaria, dan Perang Vietnam. Krisis Rudal Kuba juga adalah akibat dari Perang Dingin dan Krisis Timur Tengah juga telah menjadi lebih kompleks akibat Perang Dingin. Perang Dingin mulai berakhir di tahun 1980-an ketika Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev meluncurkan program reformasi, perestroika (restrukturisasi ekonomi) dan glasnost (keterbukaan politik). Secara konstan, Uni Soviet kehilangan kekuatan dan kekuasaannya terhadap Eropa Timur dan akhirnya dibubarkan pada tahun 1991. Berakhirnya perang ini juga ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur.
Saat Perang Dingin, dominasi dan intervensi AS dan Uni Soviet terhadap negara sekutunya sangat besar, sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan internasional pada saat itu sangat dipengaruhi oleh kepentingan kedua negara tersebut. Hampir semua langkah diplomatik dipengaruhi oleh tema-tema ideologis yang kemudian dilengkapi dengan perangkat militer. Pertentangan sistem hidup komunis dan liberal ini sangat intensif, sehingga pada akhirnya perlombaan senjata tak dapat dihindarkan lagi. Hal itulah yang menjadi jalan terakhir untuk menyelamatkan ideologi negara masing-masing. Setelah Perang Dingin berakhir, isu-isu hubungan internasional mengalami pergeseran, tidak hanya berfokus pada kepentingan nasional saja, melainkan berfokus juga terhadap tata kelola hubungan antarnegara. Dapat dikatakan bahwa isu-isu yang bertema ideologis mengalami penurunan. Isu-isu yang lebih mutakhir setelah Perang Dingin ini antara lain usaha untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi dinamika internasional yang kurang jelas, keamanan regional, ekonomi-politik internasional, dan hak asasi manusia.
Isu yang lain adalah tentang terorisme. Terorisme adalah gerakan destruktif yang mengancam stabilitas domestik maupun internasional. Salah satu fenomena terkenal sepanjang era modern adalah tragedi 11 September 2001. Tragedi 11 September adalah tragedi ditabraknya Menara Kembar WTC dan Pentagon di AS oleh teroris Al Qaeda dengan menggunakan empat pesawat penumpang komersial. Tragedi ini menewaskan lebih dari 3000 orang dan menyebabkan duka cita mendalam bagi warga AS. Setelah serangan ini, AS yang didukung oleh Piagam NATO, memimpin sebuah koalisi ad hoc untuk memerangi organisasi teroris dengan jangkauan global. Banyak negara yang menangkap teroris dan sekutunya dengan cara mengultimatum pembekuan aset. AS juga menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan rezim Taliban, yang dicurigai menyediakan tempat berlindung untuk Osama bin Laden dan organisasi Al-Qaeda. Afghanistan juga dicurigai sebagai basis pelatihan dan kampanye teror global melawan Amerika Serikat dan sekutu.
Implikasi dari tragedi ini adalah teroris menjadi musuh utama dunia. Semua negara mengerahkan segenap kemampuannya demi melindungi keamanan negaranya dan berupaya berperan aktif untuk memerangi aksi terorisme. Kerjasama antarnegara pun ditingkatkan demi meminimalisasi ruang gerak teroris. Perang global melawan terorisme memang masih jauh dari kata selesai, karena teroris-teroris di dunia saling berkoneksi dan akan selalu melakukan kaderisasi. Tetapi, alangkah baiknya jika upaya-upaya memerangi terorisme ini terus digalakkan dan dikembangkan, karena masalah terorisme ini adalah tanggung jawab dunia internasional.

0 komentar:

Posting Komentar